Current Time

MOTOGP, Seri II, Jerez-Spanyol

Sabtu, 09 April 2011

Kemenangan berkat Lorenzo mampu menahan diri
SABAR + PEDE = MENANG

Jangan Pernah sebut Jorge Lorenzo beruntung saat menang di seri II MotoGP di Jerez, 3 April lalu. Salah! Yang beruntung di balapan diatas lintasan basah kemarin, justru Dani Pedrosa, Nicky Hayden dam Valentino Rossi. Lorenzo malah membalap dengan teknik terbaik. Ia tampil konsisten dan penuh percaya diri yang amat tinggi. Benar, YZR-M1 kalah kencang dibanding RC212V. Tapi, Lorenzo kelemahan rival-rivalnya. 
Dani Pedrosa misalnya. Semenjak bareng Repsol Honda, dia pembalap yang paling tidak konsisten. Apaligi sekarang ia menanggung cedera bahu. Bisa jadi, dia kencang di awal, begitu mau finish, pasti kendur. Ya, seperti kemarin itu.
Casey Stoner mungkin, lawan berat Lorenzo. Tapi, Stoner belum terujidi segala kondisi bersama RC212V. Dan, jangan lupa, joki Australia ini punya musuh dalam selimut. Ya sesama rekannya di Repsol Honda.
Valentino Rossi, boleh jadi di Jerez mulai menemukan setingan GP11 yang agak lumayan. Tapi, sebagai orang terbuang, nafsunya akan lebih besar ketimbang yang dulu dimilikinya. Emosi Rossi membuatnya tergelincir dan menyeret Stoner. "Saat basah, peluangku besar. Mungkin ini kesempatanku naik podium, bahkan menang. Aku menyesal bikin kesalahan dan membuang kesempatan," sesal Thhe Doctor. "Itu insiden balap biasa. Yang bikin aku frustasi, reaksi para steward lebih membantu Valentino. Sulit di percaya," timpal Stoner.
Seusai balap, Valentino Rossi sambangi pit Casey Stoner. Ia menyeret Stoner jatuh di Jerez pada lap ke-8 total 27 putaran. Untung Rossi bisa finish ke-5. Tapi, Stoner tangan hampa. Toh dia senyum dan terima jabat tangan Rossi. Ini dia percakapan Rossi dan Stoner :
Stoner : "Gimana pundakmu? Apa baik-baik saja?
Rossi : "saya sangat menyesal. Maafkan saya."
Stoner : "Oke. Kamu punya masalah dengan pundakmu?
Rossi : "Aku bikin kesalahan."
Stoner : "Ya. Jelas banget, ambisimu menutupi bakatmu."
Rossi : " Eh?"
Stoner : "Ambisi lebih dari bakat."
Rossi : "Maafkan aku."
Stoner : "No problem."
Valentino Rossi dan Casey Stoner saling 'makan'.
Semua itu dijadikan senjata buat Lorenzo. Ia punya bekal M1 yang sudah mumpuni. Makanya ia jadi lebih percaya diri. Terbukti, sepanjang 27 putaran, tidak sekalipun Lorenzo menyerang. Seperti terlihat di layar kaca, ia membiarkan dirinya disalip. Setelah start, pemakai nomor start 1 itu hanya berusaha berada di rombongan depan. Pertama, Lorenzo membiarkan 'Si Kribo' Marco Simoncelli kabur. Berikutnya ia pun rela disodok Rossi. Ia pun hanya bisa jadi penonton saat Rossi berusaha melewati Stoner yang berakhir dengan tergelincirnya mereka.
Lorenzo pun melenggang di posisi kedua di belakang Simoncelli. Toh dia nggak ngotot ngejar Si Kribo. Tapi, Spaniard itu cukup memberi tahu bahwa ia bisa mengejar joki satelit Honda itu. Strateginya berhasil lagi dengan terbangnya Simoncelli dari RC212V dan memberi posisi terdepan. Itu terjadi karena Italiano muda itu berusaha kabur cepat dan melesat ke depan.
Terakhir, saat Pedrosa coba kejar Lorenzo, nafsu gacoan Honda itu malah bikin dirinya keteteran. Sebab cederanya kumat di akhir lomba. Sayang, Ben Spies dan Colin Edwards, juga ikut gak sabaran. Kalo nggak, bakalan ada tiga joki yamaha di depan.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar

 
free counters